Jumat (13/11/2015) dunia kembali dikejutkan oleh kejadian
di Paris, Perancis dimana telah terjadi berbagai serangan teroris di enam titik
yang telah menewaskan setidaknnya lebih dari 150 orang. Total enam insiden
terorisme terjadi di Paris dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu serangan di
stadium di tempat konser Bataclan, pemembakan di dalam restoran di Rue Bichat,
kemudian didekat Stadion Stade De France dimana sedang berlangsung pertandingan
persahabatan Jerman dan Paris. Korban terbesar berada di Stadium tempat konser
di Bataclan dimana 112 orang tewas saat seprang bersenjata senapan otomatis
memberodong penonton yang sedang menyaksikan aksi panggung band Amerika, pelaku
juga menyandera sekitar 100 orang. Sampai saat ini pihak keamanan Paris masih
menyelidiki aksi terorisme yang sebelumnya belum pernah terjadi di Paris ini.
Salah seorang korban selamat di dalam gedung konser mengatakan bahwa sebelum
menembak, para pelaku mengakatan “Allahu
Akbar”(www.internasiona.republika.co.id,
2015).
Kejadian ini kembali mengingatkan dunia akan aksi
terorisme di New York dimana gedung WTC dibom dan menewaskan 3.000 jiwa pada
tanggal 11 September 2001. Kejadian di Paris ini kembali mengantarkan
masyarakat dunia untuk menoleh kepada masyarakat Muslim. Memang sampai saat ini
belum ada klarifikasi dari pemerintahan Paris mengenai siapa dalang dibalik
serangan beruntun yang sangat menggemparkan duni saat ini. Namun berdasarkan
keterangan saksi selamat dapat kita simpulkan sementara bahwa masyarakat dunia
saat ini nampaknya telah bersikap waspada kepada masyarakat muslim. Tidak
mengherankan karena kejadian ini pernah terjadi sebelumnya di Amerika Serikat.
Namun hal perlu ditekankan untuk kesekian kalinya adalah Islam bukan agama
teroris, Islam tidak mengajarkan umatnya untuk menyakiti atau bahkan membunuh
sesama manusia. Islam memang menyerukan umat muslim untuk melakukan jihad,
namun apa yang dilakukan oleh teroris yang mengatasnamakan jihad untuk Allah
adalah salah.
Bahkan dalam sebuat Hadist telah
dijelaskan pelarangan membunuh sesama manusia (www.alquranalhadi.com,
2015), dalam Al Quran Surat Al Isra’ 17 : 33 yang berbunyi
وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا
بِٱلْحَقِّ ۗ وَمَن قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِۦ سُلْطَٰنًا
فَلَا يُسْرِف فِّى ٱلْقَتْلِ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ مَنصُورًا
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara
zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya,
tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia
adalah orang yang mendapat pertolongan.
Juga
dalam Al Quran Surat Al Furqan 25 : 68 dimana:
وَٱلَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ وَلَا
يَقْتُلُونَ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ
ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya),
Apapun
yang telah dilakukan teroris dengan melakukan bom bunuh diri, pemembakan
terhadap ‘innocent people’ dan
kegiatan merugikan lainnya adalah salah dimata hukum apalagi dimata agama.
Namun yang perlu dipahami adalah kita juga harus tahu sudut pandang teroris
dengan mengetahui bagimana mereka bisa terbentuk. teroris terbentuk akibat
masalah psikologi, ekonomi, politik, agama dan masalah sosial. Dalam masalah
psikologi, mereka dipengaruhi oleh masalah-masalah dalam diri mereka dimana
mereka merasa marah atau frustasi dalam menghadapi masalah, maka solusi yang
mereka dapatkan adalah dengan cara kekerasan, bunuh diri dan lain sebaginya.
Dalam masalah ekonomi, politik, agama dan sosialpun yang berasal dari manusia
dimana pada dasarnya manusia ingin bebas dan memiliki propertinya sendiri. Jika
ada deskriminasi antar manusia dengan negara, kemiskinan yang ekstrim, dan
negara yang dianggap lemah dalam menyelesaikan masalah, kemudian mereka dapat
dengan mudah melancarkan aksi terorisnya.
Berdasarkan
apa yang telah terjadi saat ini di Paris atas aksi teror ini, maka penulis
mencoba menghubungkan dengan gerakan Islamphobia yang terjadi di tahun 2015
ini. Sebelumnya di Jerman, kelompok anti-Islam, PEDIGA melakukan demo
anti-Islam atau anti-Islamisasi.
Di Eropa secara umum sedang meningkat gerakan
anti-Islam. Berbagai tindakan kekerasan terhadap pusat kegiatan orang Islam
sering terjadi terutama sejak 2012. Penyerangan terhadap masjid seperti
melempar dengan telur, menempatkan kepala babi di pintu dan dalam masjid,
pembakaran masjid terjadi di berbagai kota di negara-negara Eropa, seperti di
Inggris, Belanda, Belgia, Prancis, Jerman, Austria dan Denmark. Terakhir pembakaran
masjid di kota Eskilstuna di Swedia pada 25 Desember 2014. Padahal,
negara-negara Scandinavia, yaitu Denmark, Swedia dan Finlandia selama ini
terkenal sebagai negara yang sangat toleran dan menerima banyak pengungsi dan
imigran (www.satuharapan.com, 2015).
Maka
menurut penulis, hal ini merupakan suatu tindakan balasan atas apa yang dialami
sesama muslim yang menjadi korban tersebut. Mungkin, menurut penulis, hal ini
merupakan saat yang dinantikan untuk membalas ketidakadilan yang selama ini
mereka rasakan selama menjadi minoritas. Namun ini menjadi peringatan pula
untuk pemerintah untuk bertindak adil kepada kelompok minoritas supaya hal ini
tidak terjadi lagi dan memakan banyak korban tidak bersalah. Dan juga sebagai
umat Islam seharusnya kita dapat meredap emosi kita dalam menghadapi suatu
masalah dengan selalu beristighfar dan selalu memaafkan kesalahan orang kepada
kita. Jihad memang diperintahkan kepada manusia, namun membunuh orang-orang
yang tidak bersalah sangat diharamkan. Namun kembali lagi dimana lingkungan
mempengaruhi bagaimana kita berperilaku juga bagaimana agama dapat menjadi
tameng kita didalam posisi lingkungan yang tidak menguntungkan. Semoga kita
selalu berada dilindungan Allah SWT. Aamiinn.
Sumber
Gonda Yumitro, Terrorist, Islam and International Politics, dalam http://gondayumitro.staff.umm.ac.id/,
diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 21.23
Satu
Harapan, Gerakan Anti-Islam di Eropa Meningkat, dalam http://www.satuharapan.com/read-detail/read/gerakan-anti-islam-di-eropa-meningkat
diakses pada 6 November 2015 pukul 18.17
Al
Quran Al Hadi, Indeks Tematik Al Quran, dalam http://alquranalhadi.com/kajian/tema/1377/larangan-membunuh
diakses pada 15 November 2015 pukul 17.10
Republika,
Jumlah Korban Teror Paris Terus Bertambah, 153 Tewas, dalam http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/15/11/14/nxs7i7377-jumlah-korban-teror-paris-terus-bertambah-153-tewas
diakses pada 15 November 2015 pukul 16.23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar