NEGARA PENERAP DEMOKRASI, NEGARA
YANG GAGAL?
Dewasa ini rata-rata negara yang ada
di dunia ini telah menganut sistem demokrasi. Seiring berkembangnya zaman,
demokrasi yang telah diterapkan adalah demokrasi liberal. Demokrasi liberal adalah
demokrasinyang dilandasi oleh partisipasi politik yaitu pemilu oleh seluruh
kalangan masyarakat yang telah memenuhi syarat dan juga adanya penghargaan atas
hak (menghargai HAM sipil yang lebih luas) yang meliputi kompetisi adil dan
pemilu bebas, kebebasan sipil, rule of
law, separation of power, civilian contract of military, strong civil society,
neutrality of yudicial dan lain sebagainya. Pada sebagian banyak pandangan,
demokrasi dapat diartikan atau didentikkan dengan pemilu, namun pemilu saja
belum cukup dimana rakyat harus diberikan kebebasan atau menghargai hak mereka.
Namun demokrasi liberal merupakan
salah satu derajat demokrasi. Demokrasi dapat dilihat atau diukur dengan
derajat derajat demokrasi yang terdiri dari tiga bagian yaitu free, partly free dan not free democracy. Demokrasi liberal
merupakan bagian dari free democracy
dimana sebagai contohnya adalah Amerika Serikat dan Israel yang sangat
menjunjung tinggi demokrasi sebagai landasan kebebasan. Partly free merupakan demokrasi yang sedikit dibatasi dimana ada
pemilu namun masyarakat tidak bebas, sebagai contohnya adalah Indonesia. Not free merupakan mengakui adanya
demokrasi seperti pemilu, namun dipimpin oleh pemimpin yang otoriter atau
tirani dimana hak sispil dikekang, contohnya adalah Singapura dan Suriah.
Kemudian timbul pertanyaan, apakah
negara-negara penganut sistem demokrasi disebut dengan negara gagal? Maka
penulis akan mengambil contoh dari derajat demokrasi dan bagaimana pandangan
Islam mengenai demokrasi. Dewasa ini, tidak semua negara didunia ini murni
menganut sistem demokrasi, mereka harus berhadapan terlebih dahulu dengan
proses demokrasi atau demokratisasi. Menurut Huntingtin (1991) dalam
demokratisasi mereka harus berhadapan dengan tiga hal, yaitu transisi,
instalasi dan konsolidasi. Baru setelah mereka selesai dalam mencapai ketiga
tahapan tersebut, maka mereka dapat dikategorikan sebagai negara demokrasi.
Namun pada prakteknya, konsolidasi sangat mempengaruhi apakah suatu negara
berhasil lolos dari tahapan demokrasi dan kemudian menjalankan demokrasi atau
tidak.
Amerika Serikat merupakan negara
pencetus demokrasi dan sampai saat ini merupakan negara demokrasi terbesar
didunia. Sebagai penganut demokrasi terbesar, Amerika Serikat telah membuktikan
bagaimana kebebasan sangat kental disana. Mulai dari bebas berpendapat, bebas
beragama, bebas dalam mendapatkan HAM yang setara, sampai pada kebebasan. dalam
gender dimana menurut penulis dalam pandangan Islam tidak relevan, yang
kesemuanya mengatas namakan demokrasi atau kebebasan. Hal ini terjadi karena
memang sejarah mencatat bahwa Amerika Serikat atau negara-negara barat
memisahkan politik dengan agama.
Kemudian
dari sisi partly free atau demokrasi
dimana ada pemilu namun kebebasan dibatasi seperti di Indonesia. Dalam hal ini,
partlu free dalam posisi moderat dimana ada kebebasan namun ada hal-hal yang
perlu dibatasi untuk kesejahteraan bersama.Dan yang terakhir adalah mengenai
not free dimana mereka mengakui demokrasi namun dalam segi pemilu namun mereka
dipimpin oleh pemimpin yang otoriter dan tirani seperti contoh negara Singapura
dan Suriah. Suriah mengakui adanya demokrasi namun mereka sendiri mengalami
perang saudara, kemudian munculnya ISIS dimana justru membuat goyahnya
stabilitas ekonomi, politik dan sosial-budaya Suriah menjadi hancur.
Kemudian dari derajat demokrasi
diatas dapat kita lihat bahwa sebagai besar dari mereka yang menganut sistem
demokrasi mengalami kekacauan didalam negaranya. Mulai dari kebebasan yang
sangat bebas, kebebasan yang dibatasi hingga tidak ada kebebasan. Hal ini
kemudian penulis akan kaitkan dengan pandangan Islam. Dalam Islam sendiri
demokrasi memang bertentangan dengan ajaran Islam. Banyak pemikir barat yang
menganggap Islam tidak sesuai dengan demokrasi dan tidak sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini memang benar adanya dimana Islam memberikan
kebebasan namun tetap ada kontrol dan batasan karena manusia pada dasarnya
dalah makhluk ciptaan Allah yang harus patuh pada perintah-Nya. Kemudian
pandangan mengenai Islam yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman adalah
karena memang Islam menjalankan kehidupan sesuai Al Quran dan Hadist. Maka
dengan melihat perbedaan ini, negara-negara non-demokratis atau negara Islam
memang tidak sesuai dengan demokrasi ala barat.
Maka penulis ambil contoh Arab Saudi
sebagai negara Islam atau negara non-demokratik yang masih menjalankan
pemerintahan secara Islam. Hukum yang diterapkan juga masih menggunakan hukum
Islam seperti qishos dan lain
sebagainya. Banyak negara barat yang memandang hal ini salah satu contonya
dalam hukum Islam, tidak sesuai atau melanggar HAM setiap manusia. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi adanya tindakan-tindakan yang merugikan untuk
bersama dan hal ini merupakan ganjaran yang sepadan dengan apa yang telah
dibuat oleh para pelanggar. Karena pada dasarnya hukum di akhirat lebih dati
apa yang didapat didunia. Namun jika mempelajari Islam dengan benar, maka
sebenarnya Islam juga memberikan hak kepada setiap manusia. Islam mengajarkan
dimana manusia memang dibebaskan dalam segala hal namun tetap ada kontrol atau
masih sejalan dengan ajaran Islam. Meskipun Arab masih menjalankan hukum Islam,
dapat kita lihat hal yang diuntungkan adalah pemerintahan setempat berhasil
mensejahterahkan rakyatnya.
Penulis berpendapat dimana negara
penganut demokrasi dikatakan gagal karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Namun pada dasarnya agama didunia ini beragam, maka Islam memiliki cara sendiri
dalam menjalankan pemerintahan sesuai Islam. Dan hal yang perlu diperhatikan
adalah demokrasi tidak sesuai dengan Islam. Maka Islam tidak dapat dipersatukan
secara utuh dengan demokrasi karena perbedaan prinsip pemikir barat dengan
Islam yang berbeda terbentuknya atas sejarah.
Sumber
Gonda Yumitro, Islam and Democracy, dalam http://gondayumitro.staff.umm.ac.id/,
diakses pada tanggal 27 September 2015 pukul 21.23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar